September 19, 2024

Kebocoran Data PDN Dianggap Pintu Bencana Nasional Keamanan Siber

Yakub Pryatama Wijayaatmaja

Kebocoran Data PDN Dianggap Pintu Bencana Nasional Keamanan Siber
Ilustrasi(Freepik)

KEBOCORAN data akibat serangan ransomware ke PDN menjadi pintu menuju ”bencana” nasional bidang siber. Data yang bocor bisa dimanfaatkan pihak berkepentingan, termasuk negara lain. Pemulihan data dan sistem yang memakan waktu lebih dari satu hari menunjukkan tidak tersedianya data cadangan.

“Lantas, apa yang sebenarnya terjadi sehingga PDN yang sudah lebih dari sepekan lumpuh belum juga pulih?,” kata Ketua Umum Kohati PB HMI, Sri Meisista, Minggu (30/6), kepada wartawan.

Sepekan sudah sejak serangan siber terhadap Pusat Data Nasional (PDN) terjadi. BSSN serta Kemenkominfo masih berupaya mengidentifikasi asal serangan.

Mereka juga masih menelusuri sejauh mana dampak yang terjadi pada data lebih dari 200 instansi pemerintah yang ada dalam sistem tersebut.

Sri mengatakan belum ada titik terang, baik terkait pemulihan sistem secara keseluruhan maupun pihak yang bakal bertanggung jawab atas kerugian negara. Lemahnya Sistem Security kita dan minimnya Manajemen pengelolaan data yang ada di Indonesia menjadi peluang bagi Hacker untuk menyalahgunakan data masyarakat Indonesia. 

“Bahwa Menkominfo Budi Arie dan Kepala BSSN Hinsa Siburian dianggap gagal dalam memberikan pelayanannya serta perlindungan data masyarakat, harusnya para pejabat tinggi khususnya yang bergerak di bidang digital dan security perlu memahami sejarah atau kejadian yang pernah terjadi tentang Cyber Security yang di Indonesia pada tahun 2021 dengan catatan sebanyak 239,74 juta serangan siber,” ujarnya.

World Economic Forum (WEF) menjelaskan bahwa masalah cybersecurity sudah menjadi masalah besar di hari ini. Kejahatan cyber tidak saja menyebabkan kerugian secara ekonomi dengan nominal yang tidak sedikit, tapi juga membahayakan keamanan dan pertahanan negara. Data-data rahasia negara menjadi semakin rentan diretas dan diperjualbelikan di pasar gelap, bahkan fasilitas serta utilitas publik yang dikelola oleh negara untuk kepentingan umum bisa dibajak melalui jalur siber. (Z-8)

  1. Data yang terdaftar di Kominfo itu kan data data penting yang berasal dari banyak pihak, bahkan sebanyak 300 juta NIK dinyatakan bocor. Tidak hanya itu data dukcapil juga diduga mengalami kebocoran yang berisi informasi nomor KK, NIK, KTP, dll. Jika dibawa ke kemenham, ini sudah masuk ke ranah HAM.
  2. Bagaimana bisa data sebesar itu tidak ada back up, dn bahkan data yang bocor itu tidak sedikit, ini hingga 90%, ini jelas fatal.
  3. Terjadinya kebocoran data ini pun mempengaruhi kelancaran bagian imigrasi
  4. Namun mengapa mereka tidak melakukan arsip data, beberapa data bahkan malah diperjual belikan
  5. Anggaran yang diberikan ke kominfo sebesar 4.9 T. Apa anggaran tersebut masih kurang? 700 milyar yang telah digunakan, lalu sisanya dikemanakan?
  6. Saran, seharusnya orang yang berada di ranah kominfo seharusnya anak-anak IT yang memang sudah di bidangnya dan paham dalam masalah ini. Bukan orang yang ketinggalan zaman, orang-orang tua yang gagap teknologi
  7. Kominfo malah fokus dengan penghapusan aplikasi, mengurusi pinjol dan judi online, fokus pada pada video video porno yang ada di twitter, giliran hal seperti ini malah tidak benar penanganannya
  8. Bisa jadi ini merupakan hasil give away
  9. Jika bicara tentang kominfo, yang buat rakyat indonesia yang paham dengan kominfo mengatakan mengapa menteri kominfo ini ‘bodoh’, dengan meminta anak muda untuk tidak meretas atau meng-hack akun kominfo. Padahal hack itu hak kita, seharusnya penanganan disana yang harusnya lebih ketat
  10. Menteri kominfo ini sendiri dekat dnegan judi online
  11. Statement yang Ia lontarkan bahwa mahasiswa boleh bayar ukt pake pinjol, padahal pinjol tetap harus dibayar apalagi dengan bunga bunga yang ada, kenapa malah fokus disana
  12. Fatal lagi dengan orang yang jarang masuk kuliah, sering absen tanpa alasan akademik, tiba tiba lulus malah mencalon jadi gubernur, hasilnya dia tidak paham ranah tersebut
  13. Sebelum ke anak”nya, menterinya harus lebih dibenahi. Karena si Budi Arie ini sendiri bukan anak IT. Karena era Gen Z, harus dilawan oleh Gen Z juga
  14. Jika banyak yang nge hack berarti dia memahami betul apa yang dia hack, karena meng hack sendiri tu tidak mudah, tidak hanya dengan 1 kode lalu langsung terbuka