May 6, 2025

DEPOK, KOMPAS.com – Ratusan mahasiswa baru (Maba) Universitas Indonesia (UI) menjerit lantaran uang kuliah tunggal (UKT) yang harus mereka bayar dinilai terlalu mahal.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI Melki Sedek Huang mengungkapkan, sebanyak 700-800 calon mahasiswa baru (camaba) UI mengajukan keberatan atas biaya UKT mereka.

“Dari 2.000 lebih mahasiswa yang diterima melalui jalur SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi), terdapat setidaknya 700-800 aduan keberatan atas biaya pendidikan (UKT) yang ditetapkan,” ungkap Melki saat konferensi pers di UI, Depok, Jawa Barat, Jumat (23/6/2023).

Menurut Melki, sebanyak 800 camaba itu mengajukan aduan karena mereka tidak sanggup membayar UKT yang ditetapkan.

Akan tetapi, pihak UI justru mematok UKT yang tergolong tinggi kepada ratusan camabanya.

Kendati demikian, Melki mengakui, pihak UI telah membuka ruang pengajuan banding biaya UKT.

Kemudian, dari 800 camaba yang merasa keberatan, sebanyak 650 camaba mendapatkan penurunan biaya UKT. Namun, biaya UKT 150 camaba tidak diturunkan.

Tiga camaba hendak mengundurkan diri

Koordinator Bidang Kemahasiswaan BEM UI Junitha Danuvanya mengungkapkan, tiga camaba hendak mengundurkan diri imbas biaya UKT yang mahal.

“Case (kasus) yang masuk ke saya, ada tiga (camaba yang hendak mengundurkan diri), beda-beda jurusannya,” ucap Junitha di UI, Depok, Jawa Barat, Jumat.

Menurut Junitha, ketiga camaba itu belum resmi mengundurkan diri, tetapi baru hendak mengundurkan diri.

Sebab, pihak keluarga ketiga camaba itu menilai UKT mereka terlalu mahal. Bahkan, salah satu dari ketiga camaba itu dikenakan UKT sebesar Rp 17,5 juta.

Kata Junitha, usai pihak keluarga mengajukan penurunan, UKT camaba yang semula Rp 17,5 juta itu menjadi Rp 15 juta.

“Terakhir UKT-nya Rp 15 juta, sebelumnya Rp 17,5 juta. Keluarganya menyanggupi Rp 7,5 juta,” ungkapnya.

Junitha menyebutkan, pihak rektorat UI masih berupaya agar ketiga camaba itu tidak mengundurkan diri.

Akan tetapi, Junitha mengaku tak mengetahui upaya apa yang akan diambil pihak rektorat UI.

Ukt di ui tergolong menjadi 12 golongan naik karena pekerjaan orang tua, yang berdemo itu rata rata orang yg berada di bawahnya kenapa yang berkecukupan mengapa mengikuti demo juga, mahalnya ukt karena gaya hidup di lingkungan ui yang cukup tinggi, pengukuran stara tim pobya mengumpulkan data untuk mengukur ukt di tiap fakultas, dalam penetapan ukt sudah ada mekanismenya sendiri dan pada tim yg sudah di buat, dan tentang sk dari ui sudah di tetapkan dan dari mahasiswa ada pendelegasian dan sudah di anggap setuju dan ada beberapa dengan bisa mencicil 3 kali dalam satu semester dan dari sk tersebut sudah di jelaskan.

Bagaimana menilai mahasiswa dalam menggolong ukt, universitas belum ada perhitungan baku untuk menempatkan ukt pada mahasiswa, jika mahasiswa merasa berat berarti mahasisawa sudah tidak sanggup dan terkena imbas kenaikan tersebut, karena bem juga membantu temen temen yang keberatan